Metro –Sebanyak 1055 peserta kegiatan Kuliah Kerja Nyata Melayu Serumpun(KKN-MS) angkatan ke-4 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) 2023 secara resmi dilepas oleh kementerian agama RI jenderal PENDIS prof.Dr. Muhammad Ali Ramdhani
Peserta KKN Melayu Serumpun ini merupakan utusan dari PTKIN Se-Sumatera
Sebagai terobosan sistem pendidikan di luar kampus.
Seperti halnya yang diungkapkan prof.Dr. Muhammad Ali Ramdhani dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan pembelajaran langsung di tengah masyarakat. Dan bagi perguruan Tinggi (PT) merupakan implementasi dari Tri Dharma, serta penekanan untuk pengabdian kepada masyarakat
Maka untuk Saat ini PT menekankan penerapan Kurikulum Merdeka dan Merdeka Belajar (KMMB). Yang artinya menitik beratkan pola pembelajaran yang bersentuhan langsung dengan masyarakat melalui pola magang, pengabdian masyarakat.
Dan antara PT di lingkungan PTKIN di pulau Sumatera kknms merupakan terobosan yang luar biasa karena dapat menjadi ajang kolaborasi. Untuk itu pihaknya mengeksperiasi serta memberikan support yang harapannya dalam output ataupun outcome produk pengabdiannya semakin baik, 20/07/2023.
Sementara itu Prof. Dr. Suhairi, S.Ag., MH selaku panitia saat memberikan sambutan menyampaikan kegiatan ini telah melalui proses persiapan yang panjang sampai bisa diterjunkan hari ini.
Ada pun Peserta KKNMS dikuti oleh 20 PT dari 23 PTKIN SE-SUMATERA._ KKNMS ini yang ke-4 setelah dilaksanakan pertama kali di Jambi, Padang dan Aceh. Tema KKNMS tahun 2023 ini dilaksanakan di _IAIN Metro sebagai tuan rumah dan ditempatkan di Kabupaten Pesawaran dan Kota Metro._ Adapun tema KKNMS yaitu _Memelihara Kearifan Lokal berbasis Moderasi Beragama_.
Adapun Rektor IAIN METRO Pro. Dr. Hj. Siti Nurjanah, M.Ag, PIA menyampaikan bahwa pemilihan Lokasi KKNMS ini hasil kajian bersama pihak IAIN Metro dengan Pemprov. Lampung, dalam hal ini diskusi langsung dengan Gubernur bila lokasi KKNMS tersebut relevan dengan tema kearifan lokal masyarakat Lampung.
Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa orang Lampung itu sangat berpegang pada _*Perinsip Fi-il Pesenggiri.*_ Tentunya kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat Sainul, SH.,MA. disamping saya ini sebagai orang Lampung bisa menjelaskan lebih lanjut.
Sainul juga menjelaskan fi-il Pesenggiri itu mencakup lima Perinsip, yang Pertama Sakai sambayyan itu artinya hidup tolong menolong dan gotong royong, kedua nemui nyimah artinya menjaga silaturahmi saling berkunjung.
Dan ketiga nengah nyappur artinya menjamin toleransi atau guyub dalam bermasyarakat, keempat yaitu Ragom mufakat artinya menyelesaikan masalah secara mufakat. Setra yang Kelima bejuluk beadok yaitu mendapatkan status penilaian baik dikiaskan dengan gelar adat Suttan atau Pangiran bagi bangsawan masyarakat Adat Lampung demikian tutur Sainul.
Ditempat terpisah Ketua LPPM Dr. Imam Mustofa mewakili panitia menyampaikan ucapan terimakasih atas kerjasamanya dan telah memberikan support agar tetap menjalin kinerja kolektif sampai semua skema kegiatan diselesaikan.(*)