Metro – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro memastikan walaupun wabah demam berdarah (DBD) Tahun 2023 tercatat 99 kasus namun telah tertangani dengan sigap salah satunya dengan pelaksanaan PE (Penyelidikan Epidemiologi).
Hal tersebut diungkapkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Metro, Eko Hendro Saputro yang diwakili Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes setempat, Verawati Nasution saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya, Jumat (20/10/2023).
“Dari 99 kasus yang ter diagnosa DBD tersebut, pihaknya telah melakukan pelaksanaan PE (Penyelidikan Epidemiologi).yang dimana bila ada yang terkomvermasi DBD langsung di lakukan PE,” ungkap Vera .
“Jadi tim DBD dalam hal ini yaitu puskesmas, mereka yang langsung turun ke bawah untuk melakukan PE ke rumah-rumah warga yang terkena DBD. Mereka melakukan pengecekan jentik nyamuk di rumah, kemudian di lingkungan sekitar rumah. Karena nyamuk demam berdarah ini jarak terbangnya cukup jauh sekitar 100 – 200 meter dari rumah warga yang terkena DBD,” ucapnya lagi.
Dia menyebutkan juga bahwa dari data yang tercatat 99 kasus ini itu dari awal tahun 2023 sampai September namun dipastikan telah tertangani.
“Untuk kasus DBD di Kota Metro, dari awal tahun 2023 sampai bulan September itu total yang penderita diangka 99, untuk yang meninggal tidak ada, dan alhamdulillah semua berhasil diobati,” kata dia.
“Serta untuk 99 data di tahun 2023 ini kelurahan tertinggi berada di kelurahan Karang Rejo yaitu 26 kasus. Tetapi di Metro juga ada yang tidak ada kasus yaitu kelurahan Tejo Sari. Sementara itu untuk kelurahan lainnya ada 4 dari kelurahan Metro imopuro 1 hadimulyo Barat 2 hadimulyo Timur 2 yosomulyo 9 ,” imbuhnya.
” Sementara itu Untuk dinyakat untuk dikatakan meningkat atau tidaknya suatu kasus DBD itu bila menjadi indikator atau penilaian KLB (kejadian luar biasa) yang mana indikasinya penilaiannya ada peningkatan jumlah kasus 100% dari tahun kemarin,” tegasnya.
Untuk mengenai terkait himbauan pencegahan terhadap wabah DBD ia mengungkapkan , pihaknya tak henti-hentinya melakukan sosialisasi kepada warga untuk melakukan pencegahan terjadinya wabah DBD di Bumi Sai Wawai.
“Kalau untuk pencegahan, memang Dinas Kesehatan melalui jejaring puskesmas dan promkes tidak henti-hentinya untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat guna melaksanakan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) dan PSM (Pemberantasan Sarang Nyamuk),” ungkapnya.
“Untuk pencegahan DBD itu ada 3M plus yaitu menguras, menutup, mendaur ulang. Pertama menguras bak mandi minimal 3 hari sekali, kemudian kedua menutup penampungan air, dan ketiga mendaur ulang yaitu sampah-sampah harus dipisahkan antara sampah organik dan non organik. Semua pencegahan itu dimulai dari kesadaran warga sendiri,” pungkasnya.